Sore Sabtu kemaren (8/9/07) aku dapat tawaran dari seorang teman untuk mengelola sebuah training komputer untuk ibu-ibu guru Madrasah Aliyah Negeri (MAN) yang ada di Aceh Besar. Training yang akan dilaksanakan pada bulan Ramadhan tersebut akan dilakukan dari tanggal 16-30 September 2007 ini. Tanpa basa-basi aku langsung jawab bersedia. Walaupun sebelumnya aku sempat mikir tentang kerjaan aku yang ada di kantor. Tapi... ah kantor bisa diatur, pikirku, toh cuma 10 hari aja kok, lagian juga training itu hanya dari jam 09.00 – 13.30 saja setiap harinya. Artinya, jam 08.00 pagi aku ada di kantor dan sepulang dari training aku masuk kantor lagi. Ahh.. bisa diatur itu....
Pihak penyelenggara mengharuskan aku memiliki dua orang asisten untuk mendampingi selagi belajar-mengajar. Hal ini aku maklumi, karena dengan peserta sebanyak 25 orang dan semunya ibu-ibu yang “cerewet” pastinya aku nggak akan sanggup sendirian mengurusi mereka semuanya.
Maka langsung sepulang dari perjumpaan kami itu, aku menghubungi dua orang teman ku yang emang bisa bekerja sama dengan aku. Dan mereka setuju untuk menjadi asistenku nanti.
Waktu menunjukkan jam 13.00 siang. Aku pikir, istirahat sejenak di rumah, dan sekitar jam 17.00 aku akan bangun dan mengkonfimasikan nama-nama asistenku ke pada pihak penyelenggara. Konfirmasi tersebut aku janjikan akan ku SMS ke dia sekitar jam 05.00 sore, dengan alasan teman-teman susah ketemunya. Padahal sejak jam 13.00 siang, aku sudah ada kepastian dengan teman2 yang aku ajak tadi.
Ternyata sejak dari tadi siang, HP ku mati. Charger-nya pun ketinggalan di kampus. Aku pikir, ahh.. nanti aja, bisa diatur tuh.
“Ka.. ka... bangun udah magrib” aku tersentak bangun ketika kawan tetangga kamarku membangunkan aku di kamarku. Pikiran kacau, susana hati panik, wah... udah magrib ni, aku belum SMS temen ku yang sedari tadi tunggu konfirmasi asistenku nanti..?
Shalat magrib waktu itu nggak khusuk. Mungkin seperti olah raga saja. pikiran aku tertuju pada HP-ku yang belum sempat di charge, dan memikirkan dimana aku letakkan charger itu.
Malam itu juga aku ke kampus, ambil charger dan langsung ke kantor. Sambil HP di charger, aku SMS temen aku yang sedari tadi menunggu konfirmasi dari aku. Tiba-tiba dia membalas “Sorry ka, udah di cancel, dari tadi aku tunggu konfirmasi dari eka, orang NGO itu udah kasih ke yang lain”.
Pikiran aku kacau balau waktu itu. Bukannya karena aku kehilangan kerjaan, tapi aku udah menghilangkan rezeki orang lain, yaitu dua orang teman aku yang tadi siang aku beri harapan sama mereka. Aku masih ingat kata temen aku yang tadinya aku tawari kerjaan ini “aku mau... paling nggak aku bisa beli baju lebaran nanti”.
Egoiskah aku? yah... aku memang egois, aku hanya mikir diri sendiri, aku menganggap remeh kerjaan itu karena aku nggak berada dalam kondisi dimana nggak punya uang seperti teman aku tadi, karena aku masih bekerja di salah satu LSM lokal di Banda Aceh.
Tapi bukan berarti aku boleh menghilangkan rezeki orang lain bukan?
Sambil berfikir dan merenungkan apa yang telah aku buat. Sejenak aku teringat dengan salah satu artikel yang pernah aku baca di salah satu blog motivasi.
Yahh.. itulah harga sebuah waktu yang seharusnya aku hargai dengan sangat mahal. Aku merasa bersalah sekarang. Aku menghilangkan harapan temanku yang ingin punya baju baru dan bagus di saat lebaran nanti. “Teman. Maafkan keanggkuhanku, maafkan keegoisan aku, maafkan aku karena telah menghilangkan baju lebaranmu”.
Juga di Posting di:
Http://mindset.bungket.org
Http://xopika.multiply.com
Minggu, 09 September 2007
9/09/2007 04:49:00 PM
Unknown
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar terkait dengan isi tulisan di atas. Mohon maaf jika saya terpaksa menghapus komentar yang tidak berhubungan dan/atau terkesan hanya mencari backlink tanpa komentar yang berbobot.