"Berapa bang..."
"17.500 rupiah."
Lalu aku keluarkan uang kertas Rp. 20.000 untuk membayar biaya makan dan minum diwarung tersebut. Seharusnya kasir membayar kembalian senilai Rp. 2.500. Tapi tiba-tiba ia memberikan dua lembar uang Rp.1.000 dengan sebatang rokok A Mild.
Aku kaget, kok di kasih rokok, padahal aku nggak pernah pesan rokok sama kasir itu.
"Apa ini?" aku bilang.
"uang Rp. 500 nggak ada, jadi ganti ini aja" kata kasir itu.
Aku sempat mikir kalo warung tempat aku makan ini nggak ngerti akan kebutuhan konsumen, seperti aku ini.
Aku bukan perokok, udah lama aku nggak pernah pegang rokok. Tapi aku juga sedikit tersinggung ketika uang yang seharusnya Rp.500 punyaku diganti dengan rokok.
Bukannya aku pelit, jika seandainya kasir itu bilang "maaf, uang Rp. 500 nggak ada, gak pa pa ya..." mungkin aku bisa ikhlasin, tapi jika Rp. 500 punyaku diganti dengan rokok, sama saja ia menghina aku.
Lho kok menghina. Ya... aku tersinggung karena ada orang yang membeli racun dengan uangku dan diberikan lagi racun itu untuk aku.
Rokok salah satu barang yang sangat beracun, apa yang kita hisap hanya nikmat sesaat, kita sebetulnya ngak tahu apa yang terkandung di dalam rokok itu.
Bulan ini, nanti ketika tanggal 31 Mei, kita akan memperingati hari tembakau sedunia, ini adalah moment yang sangat menarik. Tapi anehnya, di bulan yang seharusnya tanpa rokok ini, aku harus tersinggung akibat ulah kasir yang nggak bisa ngerti kebutuhan dan keinginan orang lain.
Tahun lalu, dunia blogger di ajak untuk mendukung hari tanpa temabakau. Beberapa blogger mendukung hari tanpa tembakau ini. Contohnya mas Priyadi, ia sangat getol menolak tembakau. Ada juga blog-blog lainnya, seperti ini, dan ini.
Jadi mulai sekarang say no to tobacco
Kamis, 10 Mei 2007
5/10/2007 12:14:00 PM
Unknown
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar terkait dengan isi tulisan di atas. Mohon maaf jika saya terpaksa menghapus komentar yang tidak berhubungan dan/atau terkesan hanya mencari backlink tanpa komentar yang berbobot.